Resesi ekonomi Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan berdampak ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Terutama dari kebijakan the Federal Reserve (the Fed) yang menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi di negara ekonomi terbesar tersebut.
Bank Dunia dan IMF pun menyarankan agar negara-negara berkembang untuk mengantisipasi dampak pengetatan kebijakan the Fed.
“Perubahan (kebijakan The Fed) ini telah membuat prospek pasar negara berkembang menjadi lebih tidak pasti. Negara-negara ini juga menghadapi inflasi dan utang pemerintah yang jauh lebih tinggi,” demikian dikutip dari laman IMF beberapa waktu lalu.
Adapun potensi dampak kenaikkan suku bunga The Fed ke perekonomian Indonesia di antaranya yakni menjadikan selisih suku bunga AS dan Indonesia menyempit. Hal ini dikhawatirkan membuat aliran modal asing menurun dan kurs rupiah melemah.
Dengan melemahnya rupiah, maka beban utang dalam kurs asing bakal terus meningkat dan membuat biaya impor barang juga ikut naik. (Baca: IMF Ingatkan 3 Risiko Ekonomi Indonesia)
Selain itu, inflasi di AS membuat permintaan impor menurun hingga berdampak pula pada ekspor ke AS yang berpotensi berkurang. Padahal, negara tersebut merupakan pasar ekspor terbesar kedua Indonesia pada 2021.