Grab Menumpuk Modal untuk Ekspansi Pasar Keuangan Digital di ASEAN

Desy Setyowati
10 September 2020, 14:00
grab, investor, investasi, bisnis keuangan, asuransi, pendanaan,
Katadata
Ilustrasi. Grab dikabarkan mencari pendanaan hingga Rp 7,4 triliun untuk memperkuat bisnis keuangan.

Google, Temasek dan Bain menyebutkan, potensi layanan keuangan paling besar adalah pinjam-meminjam. “Layanan pinjaman berkontribusi sekitar setengah dari peluang itu (US$ 38 miliar),” demikian dikutip dari laporan Bain yang dirilis Oktober tahun lalu (30/10).

Ketiganya menilai, layanan digital ini bisa menyentuh US$ 60 miliar atau sekitar 17% terhadap pendapatan industri jasa keuangan.

Penyebabnya, penduduk di Asia Tenggara cukup banyak. Pada 2025, populasinya diproyeksi 570 juta dengan Produk Domestik bruto (PDB) menyentuh US$ 4,7 triliun. Namun, masyarakat yang mendapat akses keuangan tergolong sedikit saat ini.

Penetrasi perbankan memang tumbuh 1,25 kali dibanding 2014. Namun, jumlahnya hanya 50% dari tingkat inklusi finansial di AS dan Inggris. Di kedua negara itu, sekitar 95% penduduknya punya akses keuangan.

Di Asia Tenggara, 7 dari 10 orang dewasa punya akses keuangan tetapi tidak lengkap (underbanked). Selain itu, ada jutaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menghadapi kesenjangan pendanaan yang besar.

Grab pun mengungkapkan rencananya menyediakan layanan keuangan bagi UMKM di Asia Tenggara. Senior Managing Director Grab Financial Group Reuben Lai mengatakan, UKM berkontribusi lebih dari 50% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) ASEAN.

“Dua pertiga UKM menyebut pendanaan bisnis dan pembiayaan sebagai masalah terbesar mereka,” kata dia dikutip dari siaran resminya, Maret lalu. Grab sendiri telah melayani lebih dari 9 juta pengusaha mikro selama enam tahun terakhir.

Perusahaan pun membentuk layanan business to business (BtoB) yang menyasar UMKM, yang disebut Grab Merchant pada Juni lalu. Setidaknya 80% mitra penjual di Grab sudah bergabung di layanan anyar ini.

Layanan itu berfokus pada tiga hal yakni pembayaran, perlindungan, dan pinjaman. Pada pembayaran, Grab memiliki GrabPay yang beroperasi di Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Myanmar. Volume transaksinya tumbuh 170% secara tahunan (year on year/yoy) per April lalu.

Grab Financial pun telah membangun lebih dari 600 ribu jaringan mitra penjual (merchant) per Maret lalu.

Decacorn itu juga mengajukan lisensi bank digital di Singapura, dengan menggaet perusahaan telekomunikasi Singtel. Perusahaan mengincar layanan serupa di Malaysia.

Dari sisi pinjaman, Grab menyediakan layanan pinjaman dengan bunga berkisar 0,8% hingga 1,5% tergantung dari profil risiko pemohon pinjaman pada bulan lalu. Perusahaan juga berencana menggaet mitra e-commerce untuk menawarkan metode pembayaran cicilan (pay later).

Terakhir, dari sisi perlindungan, Grab sudah bekerja sama dengan ZhongAn Technologies International Group Limited untuk membentuk  joint venture marketplace asuransi digital pada awal 2019. Yang terbaru, startup ini meluncurkan produk manajemen investasi bernama AutoInvest di negara asalnya pada bulan lalu.

Melalui layanan terbaru itu, pengguna bisa berinvestasi mulai dari 1 dolar Singapura. Perusahaan menawarkan tingkat pengembalian sekitar 1,8% per tahun. Dana investasinya akan langsung dikirim ke GrabPay.

President of Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata sempat mengatakan, perusahaan berencana merambah pasar asuransi dan keuangan di Indonesia pada tahun ini. “Akan segera kami luncurkan untuk masyarakat Indonesia,” kata dia kepada Katadata.co.id di Jakarta, akhir tahun lalu.

Katadata.co.id sudah mengonfirmasi perihal kelanjutan rencana tersebut kepada Grab. Namun, belum ada tanggapan dari perusahaan hingga berita ini diturunkan.

Di Indonesia, pesaing Grab yakni Gojek sudah memperluas layanan keuangannya. Di bidang pembayaran, Gojek memiliki GoPay yang jumlah penggunanya terbanyak pada kuartal II menurut riset iPrice dan App Annie.

Gojek juga masuk ke lini bisnis asuransi melalui GoSure, sejak Oktober 2019 lalu. Perusahaan bekerja sama dengan insurtech, PasarPolis.

Lalu, GoPay menggaet startup fintech, Pluang untuk meluncurkan layanan GoInvestasi pada Juni lalu. Melalui fitur tersebut, pengguna Gojek dapat membeli emas minimal 0,01 gram atau setara Rp 8.000.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan, Cindy Mutia Annur, Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...