Menakar Posisi Mata Uang BRICS di Tengah Wacana Dedolarisasi

Intan Nirmala Sari
21 April 2023, 18:34
mata uang
ANTARA FOTO/REUTERS/Ueslei Marceli
Presiden Brazil Jair Bolsonaro, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping, berpose untuk foto bersama saat mereka tiba untuk KTT BRICS di Brasilia, Brazil, Kamis (14/11/2019).

China mengambil alih Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama Brasil pada 2009 dan merupakan pasar utama untuk kedelai, bijih besi, dan minyak Brasil. Kini, Brasil menjadi penerima investasi Cina terbesar di Amerika Latin, didorong oleh pengeluaran untuk jalur transmisi listrik bertegangan tinggi dan produksi minyak.

“Kami membutuhkan mata uang yang membuat negara lebih tenang, karena saat ini suatu negara perlu mengejar dolar untuk dapat mengekspor, padahal bisa mengekspor dengan mata uangnya sendiri,” katanya.

Terkait hal tersebut Katadata.co.id mencoba merangkum beberapa kinerja dan kemungkinan bagi mata uang negara BRICS untuk menggantikan dolar AS sebagai upaya dedolarisasi.

Melansir Asian Bonds Online, sepanjang 2023 nilai tukar mata uang Cina, yuan (CNY) mengalami penguatan 0,35% terhadap dolar AS (USD) per Kamis (20/4). Menariknya, mata uang Indonesia (IDR) mengalami penguatan lebih tinggi yakni 4,11% terhadap USD pada periode yang sama.

Sementara itu, mengutip laman Xe.com, mata uang Brasil (BRL) tercatat mengalami penguatan sekitar 4,6% sepanjang 2023, terhadap USD. Adapun untuk pasangan mata uang USD-RUB (Rusia rubel) mencatatkan pelemahan 11,9% di mana, tren pergerakan sepanjang 2023 greenback masih lebih perkasa dari rubel.

Direktur PT Laba Forexindo berjangka, Ibrahim Assuaib mengatakan upaya dedolarisasi yang dilakukan BRIC dan beberapa negara ASEAN berpotensi menggoyang nilai tukar mata uang dolar AS.

"Kalau (dedolarisasi) ini terjadi, maka dolar AS akan ditinggalkan, dan kemungkinan besar akan terealisasi," kata Ibrahim saat dihubungi Katadata.co.id, Selasa (18/4).

Meskipun begitu, Ibrahim meyakini dolar AS tidak akan sepenuhnya ditinggalkan. Hal itu terjadi karena besar revolusi industri dan perdagangan Amerika Serikat di seluruh dunia, sehingga pemanfaatan greenback sebagai alat transaksi masih akan bertahan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...