Perum Bulog menyatakan telah mendapatkan komitmen volume impor beras hingga akhir tahun. Mayoritas impor beras berasal dari Asia Tenggara, yakni Vietnam dan Thailand.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) berencana menghabiskan kuota impor beras pada Oktober 2024. Angka kuotanya mencapai 3,6 juta ton plus sisa importasi tahun lalu sebanyak 500 ribu ton.
Ketergantungan pemerintah atas impor beras makin besar. Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mencatatkan kenaikan impor beras mencapai 921,51% secara tahunan (yoy) pada Maret 2024.
Tumpukan masalah memicu kenaikan harga beras berlarut hingga Ramadan. Berbagai upaya pemerintah, dari serbuan pasar murah hingga impor beras, belum efektif meredam lonjakan harga pangan ini.
Ombudsman Republik Indonesia atau ORI menyarankan pemerintah untuk membuat rencana impor beras jangka panjang. ORI menyatakan kebutuhan beras di dalam negeri pada akhirnya akan bergantung pada impor.
Pemerintah berencana akan impor beras dari Thailand jika stok beras dalam negeri kurang. Namun jika stok masih terpenuhi, rencana impor tidak direalisasikan.
Pemerintahan Jokowi kembali memutuskan impor beras sebanyak 1,6 juta ton untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri. Kebutuhan beras impor ini berasal dari sejumlah negara mitra.
Kepala Bapanas Arief Prasetya Adi mengatakan pemerintah berencana untuk mengguyur 34 ribu ton beras ke pasar tradisional dan modern hari ini. Bagaimana situasi harga beras di pasar hari ini?