Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan harga BBM subsidi, yaitu Pertalite dan Solar, tidak akan mengalami kenaikan pada bulan Juli 2024.
Malaysia akan mulai memangkas subsidi BBM untuk bahan bakar diesel atau solar. Harga akan naik sekitar 50% dari 2,15 ringgit (Rp 7.430) per liter menjadi 3,35 ringgit (Rp 11.576) per liter.
Kementerian ESDM mengusulkan subsidi solar untuk 2025 dinaikkan menjadi Rp 3.000 per liter dari saat ini Rp 1.000. Harga keekonomian solar saat ini telah mencapai Rp 12.100 per liter.
BPH Migas melaporkan bahwa penyaluran BBM subsidi pada 2023 melebihi kuota atau overkuota lantaran belum selesainya revisi aturan yang akan membatasi penjualan solar dan Pertalite.
Malaysia berencana memangkas subsidi BBM, dimulai dengan solar, yang akan menghemat kas negara sebesar 4 miliar ringgit (US$ 852 juta) atau sekitar Rp 13,6 triliun per tahun.
Pembatasan BBM bersubsidi, Pertalite dan Biosolar, dinilai sulit untuk diterapkan. Ada sejumlah tantangan terkait implementasi kriteria konsumen yang berhak membelinya.
Pertamina Patra Niaga siap mendukung rencana pemerintah untuk membatasi penjualan BBM bersubsidi, Pertalite dan Solar, agar subsidi lebih tepat sasaran.
Komisi VII DPR RI menolak rencana Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang ingin menghapus bahan bakar minyak jenis Solar dan Pertalite.
BPH Migas melaporkan bahwa konsumsi BBM bersubsidi jenis solar sepanjang 2023 melebihi kuota yang telah ditetapkan pemerintah, sedangkan konsumsi Pertalite hanya 92% dari kuota.
Kementerian ESDM memastikan penambahan kuota solar tidak akan memberatkan subsidi anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2023 yang sudah ditetapkan.