Bursa saham Amerika Serikat Wall Street bergerak fluktuatif pada perdagangan Senin (13/4). S&P 500 turun, sehingga mengakhiri kenaikan selama tiga minggu berturut-turut.
Nilai tukar rupiah melemah 0,19% terhadap dolar Amerika menjadi Rp 16.077 pada perdagangan Senin (13/7). Analis menilai, ini karena pernyataan pejabat bank sentral AS atau The Fed.
Bursa Saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street bergerak fluktuatif pada penutupan perdagangan hari Selasa (7/5). Investor menunggu keputusan terbaru yang dikeluarkan The Federal Reserve System.
Nilai tukar rupiah melemah 20 poin atau 0,13% menjadi Rp 16.046 per dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa sore (7/5). Padahal rupiah sempat di level Rp 16.026.
Indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan hari Senin (6/5), dengan Wall Street melanjutkan tren positif dari sesi sebelumnya. Bagaimana perkembangan terbaru?
Bank sentral Amerika Serikat The Fed Kembali menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25% - 5,5%. Kebijakan berpotensi berdampak pada ekonomi secara luas.
Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik menjadi 4,5% pada tahun 2024.
Analis memperkirakan rupiah melemah hari ini lantaran para investor tengah mewaspadai hasil pengumuman kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.
Bank Indonesia (BI) mengeluarkan prediksi baru terkait potensi penurunan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR) yang hanya akan terjadi satu kali pada pada Desember 2024.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan tiga skenario potensi penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), The Fed atau atau Fed Funds Rate (FFR).