Menakar Untung Rugi Jika BI Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%
Positive spread terjadi, jika tingkat bunga pinjaman lebih tinggi daripada tingkat suku bunga tabungan nasabah. Dengan begitu, instrumen keuangan Indonesia cenderung lebih menarik karena ada kompensasi pada kenaikan premi risiko.
Sementara dampak negatifnya adalah beban imbal hasil instrumen keuangan domestik akan meningkat dan menjadi beban bagi penerbit surat utang.
“Selain itu, naiknya BI Rate dapat bertransmisi ke kenaikan suku bunga kredit sehingga meningkatkan biaya pinjaman yang berujung pada tertahannya potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujarnya.
Intervensi BI Belum Sesuai Harapan
BI merespons pelemahan rupiah dengan meningkatkan intervensi moneter melalui strategi triple intervention, yakni intervensi aktif di pasar spot valuta asing, pembelian Surat Berharga Negara (SBN), dan intervensi di pasar domestic non-delivery forward (DNDF).
Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky menyatakan, intervensi yang dilakukan BI dalam seminggu terakhir akhirnya mampu menstabilkan nilai tukar rupiah, walaupun hanya pada kisaran Rp 16.200 per dolar AS karena besarnya tekanan eksternal.
Sejauh ini, rupiah terdepresiasi 2,98% secara bulanan (mtm) atau 5,5% year-to-date (ytd) terhadap dolar AS dan sebagai salah satu mata uang dengan performa terburuk dibandingkan negara sejawat (peer country) dan hanya lebih baik dari Lira Brazil dalam satu bulan terakhir.
“Walaupun terdapat ruang untuk kenaikan suku bunga acuan, keputusan menaikkan suku bunga acuan BI, nampaknya bukanlah langkah ideal yang perlu diambil saat ini,” ucapnya.