Nilai tukar rupiah berpeluang menguat ke level psikologis sebesar Rp 16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun ini. Penguatan ini akan didorong oleh sejumlah faktor.
Keputusan BI menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6,25%, diperkirakan akan berdampak pada kenaikan bunga kredit pemilikan rumah (KPR) pada tahun ini.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Suminto mengatakan pelemahan rupiah dapat mempengaruhi bunga utang pemerintah yang telah berjalan.
Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai tukar rupiah bisa menguat ke level 15.800 per dolar Amerika Serikat pada akhir tahun 2024. Hingga Kamis sore, rupiah ditutup pada level Rp 16.187 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kembali melemah 0,31% ke level 16.205 pada perdagangan Kamis (25/4). Para pengamat memperkirakan mata uang garuda kembali melemah
Bank Indonesia (BI) melaporkan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) pada instrumen Term Deposit Valuta Asing Devisa mencapai US$ 1,9 miliar hingga 23 April 2024.
Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,40% ke level Rp 16.155 per dolar AS pada akhir perdagangan Rabu (24/4). Penguatan rupiah terjadi setelah Bank Indonesia mengumumkan kenaikan suku bunga acuan.
Sejumlah ekonom mengungkapkan untung rugi jika Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6%. Apalagi, kebijakan ini akan pengaruhi kondisi fiskal dan moneter Indonesia.
Bank Indonesia berpeluang menaikkan suku bunga di tengah pelemahan rupiah dan suku bunga tinggi. Bahkan, Bank BCA sudah mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga ini.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan tingkat kepatuhan (compliance) untuk devisa hasil ekspor sumber daya alam sejauh ini sudah cukup baik.