Berbagai peristiwa penting mewarnai sektor energi dan minerba sepanjang 2022. Pemerintah membuka 2022 dengan gebrakan, melarang ekspor batu bara selama satu bulan penuh. Alasannya demi mengamankan pasokan PLN yang persediaan batu bara untuk pembangkit listriknya menipis.
Ketika itu, jika pasokan batu bara tidak segera ditingkatkan, maka Indonesia berpotensi mengalami blackout atau pemadaman listrik massal. Pemerintah mengancam mencabut izin usaha ratusan perusahaan pertambangan batu bara yang tak memenuhi kewajiban DMO batu bara sebesar 25% dari produksi.
Kebijakan ini membuat heboh dunia karena posisi Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor utama batu bara. Sejumlah negara melobi pemerintah untuk membatalkan kebijakan ini. Namun sesuai janji, keran ekspor dibuka pada akhir Januari, namun hanya untuk perusahaan yang telah memenuhi DMO batu bara 2021.
Sektor batu bara juga menjadi fokus dalam upaya untuk menurunkan emisi karbon, di mana pemerintah meneken sejumlah kesepakatan pendanaan dengan berbagai lembaga keuangan internasional dan negara maju untuk mendorong transisi energi salah satunya melalui pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara.
Salah satu kesepakatan tersebut dan menjadi pendanaan dengan nominal terbesar yaitu pendanaan senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 310 triliun melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) yang diteken pada gelaran KTT G20 Bali.
Namun fokus utama sektor energi tahun ini adalah tingginya harga energi yang membebani perekonomian negara-negara di dunia. Harga minyak, gas, dan batu bara melambung ke level tertingginya. Imbas lonjakan permintaan dan gangguan pasokan.
Gangguan pasokan ini disebabkan level produksi minyak dan gas yang belum pulih ke level sebelum pandemi, serta efek dari perang Rusia dan Ukraina. Negara-negara barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia yang dibalas dengan penghentian pasokan gas ke Eropa.
Krisis gas mendorong pergeseran ke batu bara yang membuat harga batu bara dunia melambung hingga mencapai US$ 457,8 per ton pada awal September. Kini harga batu bara berangsur turun namun masih di level US$ 300-an per ton.
Di dalam negeri lonjakan harga minyak mendorong pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, Pertalite, dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000, dan solar subsidi (biosolar) menjadi Rp 6.800. Harga Pertamax yang notabene BBM non subsidi, juga tak luput dari kenaikan.
Khusus untuk Pertamax RON 92, pemerintah bahkan menaikkan harganya hingga dua kali, yakni pada 1 April dari Rp 9.000 menjadi Rp 12.500 per liter, dan pada 1 September menjadi Rp 14.500. Meskipun pada 1 Oktober harga pertamax diturunkan menjadi Rp 13.900.
Di sektor energi terbarukan, masyarakat dikejutkan oleh motor berbahan bakar air berkat mesin Nikuba hasil rekaan Aryanto Misel. Rencananya Nikuba akan dipatenkan dan diproduksi secara massal.
Berikut rangkuman peristiwa penting sektor energi dan minerba tahun 2022:
Larangan ekspor batu bara
Pemerintah melarang ekspor batu bara seiring laporan PLN bahwa persediaan batu bara untuk pembangkit listrik menipis mulai 1 Januari 2022. Kementerian ESDM melaporkan banyak perusahaan batu bara yang tidak memenuhi DMO 2021, dengan DMO hanya terpenuhi 10,4% dari seharusnya 25% dari total produksi. Presiden Jokowi pun mengancam akan mencabut IUP perusahaan yang tak patuh.
Harga minyak rekor tertinggi
Pada 8 Maret, harga minyak acuan dunia Brent menyentuh rekor tertinggi tahun 2022 di level US$ 127,98 per barel, sedangkan WTI di US 123,70 per barel, imbas perang Rusia-Ukraina yang mendisrupsi pasokan. Harga Brent bahkan sempat menyentuh US$ 139,13 per barel dan WTI US$ 130,50 per barel pada perdagangan intraday.
Harga Pertamax naik
Pemerintah dan Pertamina menaikkan harga Pertamax dari Rp 9.000 per liter menjadi Rp 12.500 pada awal April. Kenaikan harga didorong oleh tingginya harga minyak dunia yang sempat menyentuh US$ 139,13 per barel untuk Brent dan US$ 130,5 per barel untuk WTI pada perdagangan intraday 8 Maret 2022.
Kenaikan tarif listrik
Pemerintah menaikkan tarif listrik sebesar 17,64-36,61% untuk golongan pelanggan mampu pada 1 Juli. Golongan pelanggan yang tarifnya naik yaitu golongan R2 (3.500 volt ampere/VA), R3 (6.600 VA), P1 (6.600-200.000 VA), P2 (di atas 200.000 VA), dan P3 (penerangan jalan).
Kenaikan harga BBM subsidi
Pemerintah menaikkan harga BBM subsidi yakni Pertalite dari Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter mulai 1 September. Harga Pertamax juga naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter. Ini menjadi kenaikan harga kedua kalinya untuk Pertamax setelah pada 1 April naik dari Rp 9.000 per liter.
LPG rencana ditarik
Banggar usulkan LPG 3 kg ditarik, diganti dengan pembagian kompor listrik pada 12 September. Pemerintah berencana membagikan 5 juta unit kompor listrik induksi kepada keluarga penerima manfaat, golongan pelanggan PLN 450 VA – 900 VA. PLN akan menambah daya secara gratis, agar keluarga penerima manfaat dapat menggunakan kompor listrik yang dayanya mencapai 1.000 watt.
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengungkapkan hitung-hitungan penggunaan kompor LPG dan kompor listrik. Dengan kompor induksi listrik, setidaknya masyarakat hanya perlu merogoh kocek sekitar Rp 10.266 yang setara dengan 1 kg LPG nonsubsidi dengan harga Rp 15.500 per kg karena 1 kg LPG setara 7,1 kWh.
Dengan asumsi pemakaian 1 bulan sebanyak 9 kg elpiji, maka biaya yang dikeluarkan rumah tangga mencapai Rp 139.500, sedangkan pemakaian 1 bulan kompor induksi setara dengan 64,7 kWh atau hanya Rp 93.556. Artinya, kompor listrik lebih hemat Rp 45.944 per bulan jika dibandingkan dengan kompor LPG.
PP EBT
Presiden Joko Widodo teken Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik berlaku mulai 13 September 2022. Salah satu aturannya mengatur pensiun dini PLTU batu bara dengan berbagai insentif.
Program konversi kompor listrik batal
Pemerintah dan PLN membatalkan program konversi LPG 3 kg menjadi kompor listrik induksi. Program ini dibatalkan karena dinilai tak menyelesaikan masalah kelebihan pasokan (oversupply) listrik yang dihadapi PLN.
Sebelumnya rencana konversi LPG 3 kg menjadi kompor listrik induksi untuk golongan pelanggan PLN 450 VA dan 900 VA mengundang pro kontra. Pasalnya kompor listrik membutuhkan daya yang sangat besar sehingga PLN harus menambah daya listrik pelanggan 450 VA dan 900 VA terlebih dahulu, dan membutuhkan alat masak khusus.
Namun penggunaan kompor listrik disebut lebih hemat dibandingkan kompor LPG 3 kg. Sehingga pemerintah dapat mengurangi subsidi dan impor LPG setiap tahunnya.
Harga Pertamax turun
Pertamina menurunkan harga Pertamax RON92 dari Rp 14.500 menjadi Rp 13.900 per liter pada 1 Oktober. Keputusan ini seiring harga minyak mentah dunia yang mulai berangsur turun.
Sementara itu harga batu bara acuan (HBA) Indonesia naik ke rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 330,91 per ton dipicu krisis energi Eropa yang memicu penggunaan kembali pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara alhasil permintaan batu bara dari kawasan ini melonjak.
JETP
Indonesia menyepakati pendanaan transisi energi yang adil dalam skema Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai US$ 20 miliar atau Rp 310 triliun. Dana ini terutama untuk proyek pensiun dini PLTU dan pengembangan pembangkit listrik energi terbarukan.
Pendanaan ini dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang, bersama sejumlah negara G7 lainnya seperti Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, serta Norwegia, Denmark, dan negara Uni Eropa lainnya.
Pertamina ambil alih Blok Masela
Pertamina mengumumkan telah menyelesaikan studi terkait pengambilalihan 35% saham hak partisipasi proyek Abadi LNG Blok Masela dari Shell, pada 7 Desember. Dua perusahaan energi ini akan melakukan uji tuntas atau due dilligence, setelah itu Pertamina akan mengajukan non binding offer.