Rahasia Pulihnya Bisnis Para Unicorn di Tengah Corona

Desy Setyowati
2 November 2020, 18:10
Mengintip Rahasia Bisnis Para Unicorn yang Pulih meski Ada Corona
123RF.com/Andriy Popov
Ilustrasi

Bisnis decacorn Gojek dan Grab, serta unicorn seperti Traveloka mulai pulih meski terhantam pandemi corona. Sedangkan penggunaan layanan Tokopedia, Bukalapak, dan OVO meningkat, karena mendukung penerapan protokol kesehatan.

Pulihnya bisnis Gojek dan Grab ditopang oleh pesan-antar makanan GoFood dan GrabFood. Selain itu, keduanya merambah layanan restoran berbasis komputasi awan (cloud kitchen).

Advertisement

Direktur Investasi BRI Ventures William Gozali menilai, potensi bisnis kuliner teknologi (foodtech) termasuk cloud kitchen, besar. “Sektor ini masih tahap awal, sementara permintaannya meningkat,” katanya dalam acara media gathering virtual Asosiasi Modal Ventura lndonesia untuk Startup lndonesia (Amvesindo) bertajuk ‘Mengupas Dinamika dan Tren Pendanaan Startup 2020-2021’, Senin (2/11).

Ia menilai bahwa cloud kitchen menawarkan layanan yang dibutuhkan oleh pemilik restoran yakni efisiensi dari sisi sewa tempat. Selain itu, “pelaku usaha dibekali insight tentang kuliner apa yang diminati di suatu wilayah dan lainnya. Penggunaan big data besar sekali,” ujar William.

Pada Oktober lalu, Presiden Grab Ming Maa mengatakan bahwa bisnis perusahaan hampir pulih ke tingkat sebelum adanya virus corona. Salah satu penopangnya yakni jasa pesan-antar makanan, yang menyumbang 50% lebih ke pendapatan.

"Pemulihan bisnis kami terus berlanjut, dengan pendapatan grup pada kuartal III naik lebih dari 95% dibandingkan posisi sebelum adanya Covid-19," kata Presiden Grab Ming Maa dalam pembaruan buletin tentang bisnis perusahaan yang dikirim melalui email, dikutip dari Reuters, Oktober lalu (22/10).

Data itu diamini oleh juru bicara Grab Indonesia, tetapi tidak diperinci peningkatan bisnis untuk masing-masing layanan.

Dengan peningkatan tersebut, valuasi Grab juga disebut-sebut naik dari US$ 14 miliar menjadi US$ 15 miliar lebih.

Begitu juga dengan Gojek. Meski perusahaan belum menanggapi permintaan tanggapan terkait transaksi selama pandemi corona, Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) mencatat bahwa layanan pesan-antar makanan meningkat.

LD FEB UI menyurvei 4.199 konsumen Gojek terkait penggunaan layanan pada September lalu. Sebanyak 65% dari mereka semakin sering menggunakan GoFood. Lalu 68% memakai GoPay, 57% paylater, dan 36% GoSend.

Alhasil, pengeluaran konsumen untuk membeli kebutuhan sehari-hari melalui GoMart meningkat 44%. Sedangkan belanja untuk pesan-antar makanan naik 26% dan transaksi menggunakan GoPay meningkat 8%.

Namun, konsumen mengurangi pengeluaran untuk layanan transportasi, khususnya ojek online 18%.

Facebook dalam laporan yang terbit Juni pun mencatat, penggunaan layanan pesan-antar meningkat selama pandemi virus corona. Angkanya tertera pada Databoks di bawah ini:

Sedangkan Google, Temasek dan Bain memperkirakan, transaksi pesan-antar makanan US$ 5,2 miliar tahun lalu dan US$ 20 miliar pada 2025. Selain itu, data Research and Markets menunjukkan bahwa nilai bisnis ini secara global US$ 84,6 miliar sepanjang 2019 dan diprediksi menjadi US$ 164,5 miliar pada 2024.

Di Asia, data Statista menunjukkan bahwa pendapatan industri ini mencapai US$ 58,4 juta sejak awal tahun ini. Pertumbuhan rerata per tahun pendapatannya diproyeksi 10,5% sepanjang 2019-2023.

Selain pesan-antar makanan, Gojek dan Grab berfokus pada bisnis cloud kitchen. Keduanya sepakat bahwa layanan ini lebih efisien dan efektif mendorong transaksi.

Riset Allied Market research pun memperkirakan, pertumbuhan rerata tahunan pasar cloud kitchen di Asia Pasifik 14,4% sepanjang 2021-2027.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati, Fahmi Ahmad Burhan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement