Pemerintah menilai pengembangan Blok Masela merupakan salah satu upaya untuk mendukung ketahanan energi nasional dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Revisi kedua rencana pengembangan atau plan of development (PoD) proyek gas alam cair (LNG) Blok Masela telah tuntas pada 28 November lalu. Pemerintah kini berharap pengeboran dapat segera dilakukan.
Pemerintah membuka opsi pihak lain untuk masuk ke dalam konsorsium pengembang Blok Masela. Potensi penambahan mitra ini untuk mengurangi risiko proyek.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan dokumen revisi rencana pengembangan lapangan atau plan of development (PoD) proyek LNG Abadi Blok Masela akan diserahkan ke SKK Migas selambatnya bulan ini.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menegaskan akuisisi Blok Masela bersama Petronas merupakan bagian dari strategi transisi energi seiring peran gas sebagai jembatan menuju energi terbarukan.
Pertamina mengatakan proses produksi dan penyimpanan gas alam cair atau LNG di Blok Masela bakal menggunakan fasiltas infrastruktur unit regasifikasi penyimpanan terapung atau FSRU.
Untuk mengakuisisi 35% saham hak partisis Blok Masela dari Shell, Pertamina dan Petronas merogoh kocek US$ 650 juta atau sekitar 9,75 triliun. Pertamina mendapat porsi 20% sedangkan Petronas 15%.