Rupiah Melemah, Eks Bos Pertamina: Harga Pertalite Harusnya Rp 12.000

Muhamad Fajar Riyandanu
24 Oktober 2022, 20:14
pertalite, harga pertalite, harga bbm, harga pertamax, pertamax, pertamina, harga minyak, nilai tukar, rupiah, dolar as
ANTARA FOTO/Ardiansyah/wsj.
Petugas melayani pengisian BBM di SPBU 24.351.126 Jalan Pangeran Antasari, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (19/4/2022).

Dia menambahkan jika kebijakan untuk menurunkan harga BBM bersamaan dengan turunnya harga minyak saat ini dinilai sebagai langkah yang terburu-buru. "Harga minyak akan terus tertekan turun ke level di bawah US$ 90 per barel. Namun dari segi dalam negeri, ada permasalahan nilai tukar," ujar Ari.

Lebih lanjut, kata Ari, harga minyak internasional akan terus naik-turun karena dipengaruhi oleh beberapa kondisi global seperti belum meredanya konflik antara Rusia dan Ukraina serta kondisi keekonomian Cina yang belum pulih akibat kebijakan lockdown atau penguncian wilayah Covid-19.

Kondisi tersebut berimbas pada kekhawatiran pelemahan ekonomi global yang dapat mengurangi permintaan minyak mentah dan BBM.

Namun penurunan harga minyak tak bertahan lama usai OPEC+ mengurangi produksi hingga 2 juta barel per hari (bph). Walau realisasinya baru mencapai kisaran 800.000 bph, kondisi tersebut kembali mengerek harga minyak di kisaran US$ 95-100 per barel.

Dia menjelaskan bahwa langkah OPEC+ untuk memangkas produksi minyak mentah dilatarbelakangi upaya untuk menjaga harga minyak di harga US$ 90-an di tengah rasa pesimis bahwa permintaan minyak akan terus turun sehingga berdampak pada merosotnya harga minyak.

"Oleh karena itu OPEC menurunkan produksi karena ingin menjaga harga minyak ke harga US$ 90-an yang merupakan patokan harga yang dipakai untuk anggaran belanja negara dan pendapatan negaranya," tutur Ari.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...